Stres Bisa Mempengaruhi Libido Dan Berakibat Buruk, Ini Dia Bukti Ilmiahnya!

nerdomus.com – Setiap orang pasti pernah mengalami stres, entah karena pekerjaan, hubungan, atau tekanan hidup lainnya. Tapi, tahukah kamu kalau stres bukan cuma bikin kepala pusing atau suasana hati jadi jelek? Faktanya, stres bisa mempengaruhi libido dan kehidupan seksual kita.

Dan ini bukan sekadar mitos atau pengalaman pribadi semata dunia medis sudah membuktikannya lewat banyak penelitian. Jadi, kalau kamu atau pasangan merasa “malas” berhubungan intim saat lagi stres, itu hal yang sangat masuk akal secara ilmiah.

Bagaimana Stres Bisa Mempengaruhi Libido Seksual?

Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dan adrenalin dalam jumlah tinggi. Nah, dua hormon ini adalah bagian dari respons “fight or flight” alias respons tubuh terhadap ancaman.

Sayangnya, saat kortisol naik, hormon lain seperti estrogen, progesteron, dan testosteron bisa terganggu produksinya. Padahal, ketiga hormon itulah yang punya peran penting dalam menjaga gairah seksual tetap sehat.

Selain itu, stres juga bikin seseorang jadi gampang capek, susah tidur, dan kurang fokus. Dan ya, siapa sih yang bisa bergairah kalau tubuh dan pikiran lagi kacau?

Penelitian yang Membuktikan Hubungan Antara Stres dan Libido

Banyak studi ilmiah yang menegaskan kalau stres memang berpengaruh pada libido. Berikut beberapa di antaranya:

1. Studi dari University of California (2013)

Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan dengan tingkat stres tinggi mengalami penurunan aliran darah ke area genital. Ini bikin mereka lebih sulit untuk merasa terangsang secara fisik, meskipun secara emosional mungkin mereka masih memiliki ketertarikan seksual.

2. Penelitian di Journal of Sexual Medicine (2010)

Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa pria yang mengalami stres kronis cenderung memiliki kadar testosteron lebih rendah. Rendahnya testosteron berkaitan langsung dengan penurunan dorongan seksual dan kemampuan ereksi.

3. Survey oleh American Psychological Association

Sebanyak 31% orang dewasa mengaku bahwa stres membuat mereka kehilangan minat untuk berhubungan intim. Fakta menariknya, efek ini nggak hanya terjadi pada pasangan yang sudah menikah lama, tapi juga pada pasangan baru.

Efek Jangka Panjang Stres pada Hubungan Intim

Kalau stres dibiarkan terus-menerus tanpa diatasi, dampaknya bisa jadi lebih serius. Masalah seksual yang awalnya cuma soal “malas berhubungan” bisa berubah jadi disfungsi seksual, baik pada pria maupun wanita.

Bahkan dalam beberapa kasus, stres yang berlangsung lama bisa menciptakan jarak emosional antar pasangan. Ini bisa memicu pertengkaran, rasa tidak dihargai, hingga berujung pada masalah kepercayaan.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasinya?

Jangan khawatir, kondisi ini masih bisa diperbaiki kok. Kuncinya adalah mengenali penyebab stres dan belajar untuk mengelolanya. Beberapa langkah yang bisa dicoba antara lain:

  • Berolahraga secara rutin – terbukti bisa menurunkan kadar kortisol dan meningkatkan endorfin.

  • Meditasi atau yoga – membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan kesadaran tubuh.

  • Konseling pasangan atau terapi psikologis – bisa membantu membuka komunikasi dan mencari solusi bersama.

  • Tidur cukup dan berkualitas – tidur yang buruk akan memperburuk stres dan libido.

  • Menciptakan momen intim tanpa tekanan – jangan hanya fokus pada seks, tapi juga sentuhan, pelukan, dan komunikasi.

Libidonya Menurun? Jangan Langsung Menyalahkan Diri Sendiri!

Kalau kamu atau pasangan mulai merasa gairah seksual berkurang, jangan langsung panik atau merasa ada yang salah dengan hubungan kalian. Bisa jadi penyebab utamanya adalah stres yang belum teratasi.

Menjaga komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasangan adalah langkah pertama yang sangat penting. Ingat, tubuh dan pikiran itu saling terhubung. Jadi, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik, terutama kalau bicara soal urusan ranjang.

Cara Menjaga Kesehatan Seksual Untuk Pasangan Suami Istri Yang Benar Dan Efektif

Kesehatan seksual bukan cuma soal fisik, tapi juga soal emosional dan kualitas hubungan. Banyak pasangan yang setelah menikah merasa “rutinitas” mengalahkan romantisme. Padahal, hubungan seksual yang sehat adalah salah satu pondasi utama sebagai cara menjaga kesehatan seksual rumah tangga.

Kesehatan seksual itu artinya kamu dan pasangan sama-sama merasa nyaman, puas, dan terhubung, baik secara fisik maupun emosional. Jadi, jangan anggap remeh hal ini, ya. Kesehatan seksual yang terjaga bisa mengurangi stres, mempererat ikatan emosional, bahkan meningkatkan kualitas komunikasi antara suami istri.

Tips Mudah Cara Menjaga Kesehatan Seksual Untuk Pasutri

1. Komunikasi Terbuka Adalah Kunci

Kalau mau hubungan seksual sehat, yang paling penting adalah komunikasi. Bicarakan apa yang kamu suka dan tidak suka di ranjang. Jangan malu buat mengungkapkan kebutuhan atau harapan, karena pasangan kamu bukan cenayang.

Mulailah dengan obrolan ringan, tanpa menekan atau menyalahkan. Komunikasi ini juga bisa jadi momen romantis yang memperkuat kedekatan.

2. Jaga Kesehatan Fisik Secara Menyeluruh

Nggak bisa dipungkiri, kondisi tubuh sangat mempengaruhi kualitas hubungan seksual. Olahraga teratur, makan sehat, dan tidur cukup itu penting banget.

Laki-laki dengan gaya hidup aktif biasanya punya stamina lebih baik. Sementara perempuan yang menjaga pola makan cenderung lebih bertenaga dan mood-nya stabil. Ingat, seks yang sehat itu juga butuh energi dan vitalitas.

Baca Juga:
Stres Bisa Mempengaruhi Libido Dan Berakibat Buruk, Ini Dia Bukti Ilmiahnya!

3. Jangan Abaikan Kesehatan Mental

Stres, cemas, atau bahkan trauma masa lalu bisa sangat memengaruhi kehidupan seksual dalam pernikahan. Kalau kamu atau pasangan sedang punya masalah mental atau emosional, jangan ragu untuk cari bantuan profesional.

Konselor pernikahan atau psikolog bisa jadi solusi terbaik untuk membuka jalan komunikasi dan mengatasi hambatan seksual yang bersifat emosional atau psikologis.

4. Jadwalkan Waktu Intim

Kehidupan pernikahan itu sibuk kerja, anak, rumah, belum lagi urusan lain-lain. Tapi jangan sampai sibuk bikin kalian lupa pentingnya waktu berdua. Kadang, menjadwalkan waktu untuk intim itu perlu, apalagi kalau kesibukan sudah terlalu menyita waktu.

Cobalah bikin “malam kencan” di rumah atau staycation sebentar tanpa anak. Jangan malu untuk merencanakan waktu bercinta, karena itu bagian dari usaha menjaga api asmara tetap menyala.

5. Kenali dan Hormati Batasan Pasangan

Nggak semua orang punya hasrat atau ritme seksual yang sama. Ada kalanya salah satu pasangan ingin, tapi yang lain sedang nggak mood. Nah, di sinilah pentingnya saling memahami.

Belajar untuk mengenali sinyal pasangan, dan jangan paksa jika memang bukan waktunya. Seks yang sehat itu tentang saling memberi dan menerima, bukan tuntut-menuntut.

6. Gunakan Alat Kontrasepsi yang Sesuai

Kalau kamu belum merencanakan anak, pastikan pakai alat kontrasepsi yang cocok dan disetujui kedua belah pihak. Kondom, pil KB, spiral semua punya kelebihan dan kekurangan.

Diskusikan bersama dokter, dan pastikan kalian merasa nyaman dengan pilihan tersebut. Alat kontrasepsi juga penting dalam mencegah infeksi menular seksual, meskipun sudah menikah.

7. Periksa Kesehatan Secara Berkala

Pemeriksaan kesehatan rutin itu penting, termasuk pemeriksaan organ reproduksi. Suami istri bisa sama-sama cek kesehatan seksual seperti pap smear, tes hormon, atau cek kesuburan jika sedang program hamil.

Jangan tunggu ada keluhan baru ke dokter. Pemeriksaan rutin bisa mendeteksi masalah sejak dini dan menjaga kualitas kehidupan seksual tetap optimal.

8. Jangan Takut Bereksplorasi

Kadang, hubungan seksual jadi membosankan karena terlalu monoton. Coba eksplorasi gaya bercinta yang baru, atau tempat yang berbeda (asal tetap aman dan nyaman, ya).

Bisa juga coba aromaterapi, musik, atau suasana kamar yang lebih romantis. Intinya, buatlah pengalaman bercinta jadi lebih seru dan menyenangkan, bukan sekadar kewajiban.

9. Hormati Proses dan Perubahan

Seiring bertambahnya usia, tubuh dan kebutuhan seksual bisa berubah. Jangan anggap perubahan ini sebagai masalah, tapi sebagai bagian dari proses alami yang bisa dihadapi bersama.

Fase seperti kehamilan, menyusui, atau menopause bisa memengaruhi gairah seksual. Yang penting, terus jalin komunikasi dan cari cara untuk tetap terhubung secara intim.

10. Jangan Ragu Cari Bantuan Profesional

Kalau kamu atau pasangan merasa hubungan seksual kurang memuaskan atau ada gangguan, seperti disfungsi ereksi atau nyeri saat berhubungan, segera konsultasikan ke dokter atau terapis seks.

Zaman sekarang, nggak perlu malu untuk mencari bantuan profesional. Justru itu tanda kalau kamu serius menjaga hubungan dan ingin memperbaikinya.